Aku tidak ingin merasa kehilangan, aku hanya ingin selalu merasakan kehadiran. Tapi apalah aku, siapalah aku yang tidak memiliki apapun yang berwujud kekekalan.
Kehilangan menjadi penyadarku saat aku terlalu sibuk dengan duniaku yang sebenarnya bukan milikku.
Ini kali ke-2 aku merasakan kehilangan yang terasa sangat dalam. Aku tidak merasa memilikinya, hanya sekali bertatap dan berbicara akrab. Hanya dalam satu waktu aku mendengar suaranya yang sangat hangat. Aku sadar aku merasa nyaman dengan segala yang dia ucapkan, tidak ada ruang beda antara kita. Pernah aku bercita untuk menemuinya, lebih dekat denganya, bercanda dan berdiskusi dalam banyak tema. Mungkin sekarang semua itu hanya sekedar khayalan. Aku sudah merasa kehilangan.
Aku? siapalah aku. Kita? siapalah kita. Aku dan dia hanya sesama orang asing tanpa hubungan darah, tapi ketulusan, kehangatan dan keramahanya bukanlah sekedar basa-basi. Dia seorang laki-laki asing yang kali pertama aku temui dan saat itu juga aku jatuh cinta. Iya .. jatuh cinta, cinta anak kepada ayahnya. Dia menjadi sosok ayah kedua untukku.
Aku mengira rasa kehilangan ini hanya sebentar. Aku kira hanya butuh sedikit waktu untuk kembali melupakan, karna tidak banyak memori yang aku lewati bersamanya. Aku kira kesedihanku hanya karna hal lain yang mampu mempengaruhi empatiku. Tapi aku salah, aku benar-benar kehilangan dan rasa ini benar-benar dalam. Aku kehilangan ayah ke-dua ku.
Tidak butuh waktu lama tuhan memanggilmu. Salah jika aku terlalu bersedih karna sedikit syukurku, tuhan mengambilmu tanpa sakit yang berarti. Tidak ada yang menyangka kau pergi dengan secepat itu.
Dia orang yang baik, sangat baik bagiku. Dia yang selalu menjaga ibadahnya, mengingatkan anak-anak dan istrinya untuk teguh dalam agamanya, menjadi sosok sederhana meski dalam kecukupan.
Semoga doa ku, doa kami sampai kepadamu dan menjadi hadiah terindah untukmu. aamiin
Aku? siapalah aku. Kita? siapalah kita. Aku dan dia hanya sesama orang asing tanpa hubungan darah, tapi ketulusan, kehangatan dan keramahanya bukanlah sekedar basa-basi. Dia seorang laki-laki asing yang kali pertama aku temui dan saat itu juga aku jatuh cinta. Iya .. jatuh cinta, cinta anak kepada ayahnya. Dia menjadi sosok ayah kedua untukku.
Aku mengira rasa kehilangan ini hanya sebentar. Aku kira hanya butuh sedikit waktu untuk kembali melupakan, karna tidak banyak memori yang aku lewati bersamanya. Aku kira kesedihanku hanya karna hal lain yang mampu mempengaruhi empatiku. Tapi aku salah, aku benar-benar kehilangan dan rasa ini benar-benar dalam. Aku kehilangan ayah ke-dua ku.
Tidak butuh waktu lama tuhan memanggilmu. Salah jika aku terlalu bersedih karna sedikit syukurku, tuhan mengambilmu tanpa sakit yang berarti. Tidak ada yang menyangka kau pergi dengan secepat itu.
Dia orang yang baik, sangat baik bagiku. Dia yang selalu menjaga ibadahnya, mengingatkan anak-anak dan istrinya untuk teguh dalam agamanya, menjadi sosok sederhana meski dalam kecukupan.
Semoga doa ku, doa kami sampai kepadamu dan menjadi hadiah terindah untukmu. aamiin