Motto

If I Never Try, I Never Know The Result. God Knows I Worth It

Senin, 16 Oktober 2017

Close to You

Keyakinan itu datang dalam waktu yang tak pernah terbayangkan. Sekian banyak hal yang tak terhitung menjadi alasan yang menyertai teguhnya memulai perjalanan. Kamu yang selalu membuatku aman dan nyaman meski seringkali aku mempertanyakan.
Aku yang masuk dalam ceritamu dan kamu yang masuk dalam ceritaku dan kita memulai cerita kita. Menjadi bagian cerita dari kita mengharuskanku pun kamu memahami alur cerita tanpa memaksakan kehendak sendiri. Berbagi dengan segala keluh kesah yang ada, menolak dengan cara yang harus ditata.
Mungkin itu seni-nya bersama, ada kala dimana mauku bukan maumu, begitupun mauku bukan maumu, tapi jika semua bisa diselesaikan untuk kebaikan bersama kenapa harus mencari salah diantara dua beda.
Sialnya keyakinan tak selalu membuatku aman dalam segala tantangan. Ada kalanya keyakinan diuji dalam berbagai hal yang membuatku ragu untuk melanjutkan perjalanan. Kamu yang selalu mengembalikan keyakinanku dengan kesungguhan niat yang kau ucapkan.
Sesekali kau bertanya, apa karena masa lalu segala keseriusan terlihat seperti lelucon andalan. Seringkali kau bilang, apa aku terlihat meragu saat berbicara denganmu tentang keseriusan yang sudah aku fikirkan dengan matang.
Bolehkah aku menjawabmu sekarang dan mungkin ini yang kau tunggu saat semua pertanyaamu menggantung di awang dan hanya sekilas terdengar.
Bukan, bukan tentang masalalu apalagi meratapi masalalu. Saat aku terdiam dengan semua kalimatmu yang terasa berat kau ucap, aku berbicara pelan, teramat pelan dan mungkin tidak pernah kau dengar.
Aku bersyukur ada kamu, kamu yang tidak pernah berniat menyiakan waktuku untuk menunggu. Kamu yang tidak pernah memberikan pilihan sulit untukku dan memaksaku untuk memilih dua hal yang teramat sulit untuk ku pilih. Kamu yang tidak pernah menawarkan kesempurnaan namun selalu memberikan kebahagiaan disetiap ucapan yang selalu kau buktikan.

Senin, 08 Mei 2017

Tuesday Poem

Semburat jingga merekah membelah angkasa 
Pesona senja meredup tak bermakna 
Perlahan langkah menderu dalam renungan tanpa asa 
Setapak jalan lalai terlihat nyaris tak kasat mata
Aku menemukan embun yang menyejukan
Setitik saja namum tak pernah hilang di telan surya  
Dia ada dalam perjalanan penuh doa 
Sesekali hanya terlintas dengan rasa ragu akan oase semata 
Menetap dan tak bergeming meski surya bergolak semakin kering 
Untukmu yang tak pernah alpa dalam perjalanan membangun asa 
Kusiapkan ruang terbaik dalam rumah yang akan kau sebut cinta

22 September 1990-F.S