Motto

If I Never Try, I Never Know The Result. God Knows I Worth It

Kamis, 26 Februari 2015

How Much I Love This Song

Kebetulan banget Air Supply mau Live Concert di Jogja, pengen banget nonton :(  tapi kembali lagi kendalanya di waktu dan budgetnya juga "wow" sekali :p yasudah sementara nostalgia dulu sama lagu-lagunya. And I Love this Song so much. Semoga kamu pun merasakan euforia yang sama saat mendengarkan lagu ini ya :).
Check This Out 
I CAN WAIT FOREVER
(AIR SUPPLY)

When you say, I miss the things you do,
I just wanna get back close again to you.
But for now, your voice is near enough,
How I miss you, when I miss you, love.
And though,
All the days that pass me by so slow
All the emptiness inside me flows, all around,
And there's no way out
I'm just thinkin' so much of you,
There was never any doubt...
Chorus
I can wait forever, if you say you'll be there, too
I can wait forever, if you will, I know it's worth it all
To spend my life alone with you.
When it looked, as though my life was wrong,
You took my love and gave it somewhere to belong
I'll be here, when hope is out of sight,
I just wish that I was next to you tonight, and oh
I'll be reachin' for you even though,
You'll be somewhere else, my love will go
Like a bird, on it's way back home
I could never let you go, and I just want you to know...
Chorus
Where are you know?
Alone, with the thoughts we share
Keep them strong somehow,
And you know, I'll always be there...
I can wait forever, if you say you'll be there, too
I can wait, forever if you will, I know it's worth it all
To spend my life alone...
I can wait forever, if you say you'll be there, too,
I can wait, forever if you will, I can wait forever or more...
I can wait forever...


Menajamlah Wahai Hati

Apa kabar kamu hati, masih bertahankah dengan egoku, masih kuatkah dengan idealisku. Wahai hati sudah berapa kali aku mengorbankanmu karna kecerobohanku. Sudah berapa kali aku menyakitimu karena kebodohanku.

Maafkan aku yang tak sering mendengarkanmu yang tak jarang mengabaikanmu. Kau hebat wahai hati, kau kuat, kau mampu menerima segala akibat dari kelalaianku. Kau sudah melakukan yang terbaik. Kau sudah memberikan yang terbaik.

Menajamlah wahai hati,menajamlah untukku. Aku berjanji akan lebih mendengarmu, akan lebih mengertimu, akan lebih peka terhadapmu. Aku berjanji tak akan melangkah tanpa kelegaanmu, tanpa ikhlasmu.

Bagaimana dengan bilur-bilur lukamu itu wahai hati, sudah mengeringkah atau bahkan sudah menghilang. Semoga kau semakin kuat hati. Bertahanlah untukku, bertahanlah.

Wahai hati,  Ketika kau belum mampu melihat ketulusan di hati lain aku akan mengertimu, aku akan mengikutimu. Aku tak ingin kau kembali terluka, tak ingin salah untuk kesekian kalinya, tak ingin asal melangkah dan menoreh luka dihati lainya.

Wahai hati, saat kau mampu bergetar karena hati lainya, saat kau mampu kembali bersinar karena hati lainya, aku akan memperjuangkan itu untukmu, aku akan menggantikan redupnya cahayamu dulu.

Dan Teruntuk Tuhan Rabbku, ku mohon jagalah, bantulah agar aku yakin getaran itu benar adanya, hingga aku nyaman dan damai bersamanya.




Tertatih dalam sesaknya ruang tunggu

Tak terbendung rindu yang tak bertuan. Tak terhitung puingan ragu yang menjelma menjadi pilu. Bersama pecahan suara yang menggema dalam ruang tunggu yang sesak. Aku seolah berkaca berbicara dengan bayangan. Tertatih ku menata hati meleburkan gumpalan ego yang menyesakan nurani.
Aku disini bertahan entah untuk siapa namun aku tau kau ada, entah sampai kapan namun aku yakin waktu itu akan datang.
Aku tak mampu melihatmu, tak mampu menyentuhmu. Aku mencoba beranjak namun aku tertahan. Jangankan untuk berlari, melangkah saja terasa berat.
Entah beban apa yang menahan hingga begitu kuatnya. Kurasakan aliran darahku mengalir begitu derasnya ketika ku menutup mata disaat itu juga aku merasakan hadirnya dirimu. Terhenti aliran darahku saat ku membuka mata dan tersadar bahwa kau tak disini bersamaku.
Aku seperti hidup dalam mimpi yang tak jarang terasa begitu janggal, berjalan menerawang jauh kedalam mencari sebuah alasan. Bersama detakan jantung  ini aku mengikuti irama kemana akan membawaku . Berharap hati pun turut mengikuti irama detakan itu namun hati tetaplah hati yang tak mudah dikendali.
Aku bagai perahu yang terombang ambing dalam deburan ombak yang tak tentu arahnya. Menunggu entah apa, menanti entah siapa. Disini aku duduk menerka menikmati surya. Melukiskan siluet tanpa warna.

 
Mawar,- Teras,- Solo

Rabu, 25 Februari 2015

Sekali Lagi Sekian Kali

Tak pernah terputus lantunan doa yang terpanjat, tak pernah tertahan ribuan harap yang menyergap dan tak pernah terhenti ikhtiar yang terpendar. Semua itu sudah berjalan begitu mudahnya menuju satu titik tujuan yang terpahat dan semakin dekat. Keyakinan yang begitu besarpun turut serta memperkuat namun pada akhirnya keyakinan itupun pupus dan titik harap itu sirna.
Once again, that’s a life         
Tuhan, kami hanya manusia yang tak lantas mengerti apa maksudmu, tak lantas mengerti apa  rencanamu. Sekali lagi kecewa ini terasa begitu dalam, sekian kali pedih ini terasa mencekam. Maafkan kami yang tak mampu memahami arti peringatanmu, maafkan kami yang tak mampu mengerti arti sayangmu.
Tuhan, ketika jiwa ini penuh kemenyerahan dengan segala upaya yang tersisa, peluklah kami, jangan biarkan kami tersungkur terjatuh begitu dalam tanpa mampu melihat keindahan yang kau beri. Jangan hanya karna satu hal yang kami anggap bersinar lantas kami melupakan nikmat yang selalu kau bagi.
Dalam jatuh dan bangun yang kau izinkan ini kami belajar kuat, kami belajar merawat luka, kami belajar memperbaiki cara. Kami tau kau maha berencana dan kami yakin rencanamu selalu indah. Hanya saja kami yang tak mampu bersabar, tak mau sedikit belajar.
Tuhan padamu kami gantungkan segala perkara. Hanya usaha dan doa yang mampu kami lakukan. Semoga rasa syukur selalu merengkuh erat jiwa kami, padaMu kami berpasrah denganMu kami berserah . Terimakasih untuk kesehatan ini , untuk profesi menyenangkan ini,  untuk keluarga yang membanggakan ini, untuk sahabat dan kerabat yang penuh cinta ini.
Menghitung nikmatmu pun kami tak mampu, bagaimana bisa hanya karena satu hal yang kami inginkan itu , kami melupakan nikmat yang selalu kau curahkan. Begitu egoisnya kami mengikuti nafsu duniawi. Betapa serakahnya kami untuk menguasai.
Tuhan melalui Luka dan kecewa ini izinkan kami bertumbuh menjadi sebaik-baik pribadi.

Kamis, 12 Februari 2015

The Main Cast Of The Drama

Iyaa ... aku harus menjadi penahan rasa yang handal, meski ini cukup menguras energiku. Betapa sulitnya ketika aku harus membohongi hati untuk sedikit saja tidak mempedulikanmu. Betapa beratnya ketika aku harus membohongi diri untuk tidak memastikan keseharianmu.
Mungkin aku berhasil menyimpan dan menyelipkan rasa dengan rapi dihati namun aku juga gagal, gagal mengikuti keinginan rasa, gagal menyuarakan apa yang ada dihatiku tulus untukmu. Betapa dramatisnya ketika aku ingin mencoba mengawali pembicaraan dan menanyakan kabarmu.
"Typing ... " - Delete - "Typing ... " - Delete - "Typing ... " - Delete
Dan aku gagal. Kembali terdiam dan menghela nafas, ini sebenarnya drama komedi macam apa?? 
Aku kalah, aku mengaku kalah dan aku lemah dalam hal ini. Namun di lain sisi aku mampu menjaga rasa ini tetap aman disini tanpa berharap kau tau bagaimana aku berjuang menahan rasa ini sendiri. 
Diantara kekalahanku itu kau selalu hadir menjadi pemenang mengawali semua pembicaraan, mengawali semua pertanyaan. Terimakasih kau memenangkan drama ini, aku kalah tapi aku tak peduli, kemenanganmu adalah kekalahan terhebatku. Iyaa ... kekalahan terhebat, karena drama ini hanya antara kau dan aku, ketika kau mampu mengalahkanku dan menjadi pemenang diatasku, akupun menjadi bagian kemenangan itu.
Akan berbeda ketika diantara kau dan aku sama kalah dan mengalah, tidak akan ada kemenangan atas kita, untuk itu terimakasih atas kemenanganmu.

Rabu, 11 Februari 2015

What a Wonderful You !!

Begitulah dia. Selalu datang tiba-tiba dengan membawa senyum yang tak senada dan pandangan tak berdosa. Selalu saja meninggalkan jejak setiap kali pergi tanpa permisi. Selalu saja mengandalkan pesan singkat dalam secarik kertas warna dan dengan emoticon khas yang seringkali jadi andalan.

We Love you More
Begitulah dia yang selalu merasa tangguh untuk pergi dan berjalan sesuka hati tanpa mau didampingi. Dia yang selalu meluapkan perasaan dengan pergi kemanapun tanpa tujuan, hanya berjalan sepanjang jalan dengan membawa segala perasaan. Dia yang seolah ceria di depan meski banyak cerita yang tertahan untuk diungkapkan.
Dia yang terkadang bersuara lirih terkesan menahan isak ketika aku mulai membicarakan sepenggal kisah lalunya. Begitulah dia yang selalu merasa kuat dan hebat, yang tak jarang mengorbankan perasaanya untuk menjaga hati orang sekitarnya. Dia yang selalu enggan mengangkat telfon saat perjalanan kembali pulang karena rutinitas pekerjaanya, dengan alasan yang selalu sama.

"gak bisa move on" alasan yang paling klasik untuk sekedar berpamitan oleh seorang Nisha
Begitulah dia seorang Nisha. Dia satu dari yang sudah aku kenal sejak pertama kali ada dikota ini. Yaaaa... i  mean mereka. Mereka yang selalu ada sedari dulu hingga sekarang. Mereka yang turut mewarnai hari dan melengkapi perjalanan penuh cerita. Mereka yang selalu mau dan mampu mendengar segala kesuh kesah. Mereka yang turut berbahagia dengan segala cerita yang terpatri indah. Kami... Kita ... Aku dan Kalian terlahir dengan darah yang berbeda ditempat yang berbeda namun menyatu dan menjadi satu dalam rasa yang sama.

Desi, Nisha, Anis
Nita, Desi,  Anis, Dwi
Anis, Nisha, Hani, Desi
 
Nisha, Arni, Desi (Pas sesi ini ane pulang jadi gak bisa gabung :| )




Selasa, 10 Februari 2015

Mengejar Waktu

Waktu terlalu cepat berlalu, tak berjejak dan bahkan tak membekas namun luka dan kecewa terasa begitu nyata. Bukan ... ini bukan tentang hati, ini tentang mimpi. Mimpi yang begitu istimewa hingga langkah yang tertata tak juga mampu bertahta. Bagaimana bisa? Ah ini hanya lelucon hidup semata, coba bayangkan ketika sekali duakali melangkah kau mampu tepat melesatkan panah, mungkin buku biografi para ilmuwan dan penemu di dunia ini hanya setebal daun jati. Tuhan menciptakan menunggu itu ada, diantara waktu yang tersisa dan dengan langkah yang penuh usaha.
Menunggu itu bukan berdiam, menunggu itu bukan berpangku tangan. Ketika sekarang kau sedang berjuang untuk menggapai impian, disaat itu juga tuhan menetapkan waktu yang tepat untuk kau sampai pada tujuan.
Tuhan menciptakan gagal itu untuk menguatkan, saat kau sampai pada yang kau harapkan kau akan tau seberapa kuat sebenarnya dirimu. Lelah lah karena berbenah namun jangan lelah lalu menyerah. Jatuh dan bangunmu itu bukan tanpa arti. Bersyukurlah untuk torehan luka, bersyukurlah untuk goresan kecewa, mereka ada untuk memperhebat dan kau akan lebih siap menghadapi dunia.
Ketika waktu terasa begitu cepatnya mengejarmu dan bahkan menggilas mimpimu tidak lain untuk memaksamu berlari lebih cepat dan bertahan lebih kuat.

Senin, 09 Februari 2015

Temaram Senja

Bagaimana dengan senja?
Banyak sekali yang membicarakanya, mengartikanya juga menganalogikanya. Mereka bilang senja itu momen perenungan. Mereka bilang senja itu bentuk pengorbanan dan ketulusan. Mereka bilang senja itu mengerikan terutama bagi mereka yang hatinya seolah tertelan. Mereka bilang senja itu fatamorgana terutama untuk mereka yang hatinya sedang gundah gulana, karena senja hanya sementara indahnya, saat keindahan itu hilang mereka akan kembali merasakan kepedihan.
Bagiku senja adalah hadiah terindah dipenghujung berjalanya hari. Hadiah yang begitu singkat namun terasa hangat. Bagiku senja memberi pelajaran berharga dimana segala sesuatu memang ada waktunya, jadi tak perlu menyesali yang sudah berlalu karna hidup akan terus berjalan dan yang lalu sudah sampai pada batas waktu.
Keindahan senja yang sementara dan dengan cepatnya berganti dengan gelita mengingatkanku bahwa hidup ini adalah proses. Senja butuh waktu dan usaha untuk hadir, untuk menampakkan keindahanya untuk menjadi perhatian setiap mata yang melihatnya.
Ketika senja mulai memudar dan keindahanya hilang dari pandangan disaat itu senja menguatkanku bahwa dalam hidup ini tak selalu cerah berwarna, akan ada abu-abu dan gelap yang menyapa, disaat itu aku harus benar-benar membulatkan tekad, aku mampu berdiri dengan mantap meski cahaya senja menyelinap dalam gelap.
Lagi-lagi senja mengajariku bahwa dalam hidup ini aku harus merasakan yang namanya pahit, berjalan merambat dalam gelap karenanya aku akan menjadi pribadi yang semakin hebat, tetap bertahan meski dalam gelap yang teramat pekat. Saat senja kembali hadir menyapa aku mengerti bagaimana proses dan waktu itu membentuku, mengizinkan ku melewati gelap yang penuh harap hingga akhirnya aku mampu melihat senja yang lebih indah dan akan semakin indah tanpa takut melewati gelap bahkan membuatku semakin kuat.

Aku tak ingin mengumpamakanmu sebagai senja pun sebagai lilin kecil. Aku mengumpamakanmu sebagai penyeimbang langkahku, pelengkap genggaman di sela jariku. Teman berjuang dikala petang dan mengembangkan senyum kepuasan yang sama saat senja datang.
Jika petang ibarat perjuangan maka senja menjadi wujud pencapaian. Senja demi senja dan pencapaian demi pencapaian akan jadi semakin indah, bersama kamu yang tertakdir untuku.

Senja, 5/01/2015 Solo