Tak
pernah terputus lantunan doa yang terpanjat, tak pernah tertahan ribuan harap
yang menyergap dan tak pernah terhenti ikhtiar yang terpendar. Semua itu sudah
berjalan begitu mudahnya menuju satu titik tujuan yang terpahat dan semakin
dekat. Keyakinan yang begitu besarpun turut serta memperkuat namun pada
akhirnya keyakinan itupun pupus dan titik harap itu sirna.
Once
again, that’s a life
Tuhan,
kami hanya manusia yang tak lantas mengerti apa maksudmu, tak lantas mengerti
apa rencanamu. Sekali lagi kecewa ini
terasa begitu dalam, sekian kali pedih ini terasa mencekam. Maafkan kami yang
tak mampu memahami arti peringatanmu, maafkan kami yang tak mampu mengerti arti
sayangmu.
Tuhan,
ketika jiwa ini penuh kemenyerahan dengan segala upaya yang tersisa, peluklah
kami, jangan biarkan kami tersungkur terjatuh begitu dalam tanpa mampu melihat
keindahan yang kau beri. Jangan hanya karna satu hal yang kami anggap bersinar
lantas kami melupakan nikmat yang selalu kau bagi.
Dalam
jatuh dan bangun yang kau izinkan ini kami belajar kuat, kami belajar merawat
luka, kami belajar memperbaiki cara. Kami tau kau maha berencana dan kami yakin
rencanamu selalu indah. Hanya saja kami yang tak mampu bersabar, tak mau
sedikit belajar.
Tuhan
padamu kami gantungkan segala perkara. Hanya usaha dan doa yang mampu kami
lakukan. Semoga rasa syukur selalu merengkuh erat jiwa kami, padaMu kami
berpasrah denganMu kami berserah . Terimakasih untuk kesehatan ini , untuk
profesi menyenangkan ini, untuk keluarga
yang membanggakan ini, untuk sahabat dan kerabat yang penuh cinta ini.
Menghitung
nikmatmu pun kami tak mampu, bagaimana bisa hanya karena satu hal yang kami
inginkan itu , kami melupakan nikmat yang selalu kau curahkan. Begitu egoisnya
kami mengikuti nafsu duniawi. Betapa serakahnya kami untuk menguasai.
Tuhan
melalui Luka dan kecewa ini izinkan kami bertumbuh menjadi sebaik-baik pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar