Iyaa ... aku harus menjadi penahan rasa yang handal, meski ini cukup menguras energiku. Betapa sulitnya ketika aku harus membohongi hati untuk sedikit saja tidak mempedulikanmu. Betapa beratnya ketika aku harus membohongi diri untuk tidak memastikan keseharianmu.
Mungkin aku berhasil menyimpan dan menyelipkan rasa dengan rapi dihati namun aku juga gagal, gagal mengikuti keinginan rasa, gagal menyuarakan apa yang ada dihatiku tulus untukmu. Betapa dramatisnya ketika aku ingin mencoba mengawali pembicaraan dan menanyakan kabarmu.
"Typing ... " - Delete - "Typing ... " - Delete - "Typing ... " - Delete
Dan aku gagal. Kembali terdiam dan menghela nafas, ini sebenarnya drama komedi macam apa??
Aku kalah, aku mengaku kalah dan aku lemah dalam hal ini. Namun di lain sisi aku mampu menjaga rasa ini tetap aman disini tanpa berharap kau tau bagaimana aku berjuang menahan rasa ini sendiri.
Diantara kekalahanku itu kau selalu hadir menjadi pemenang mengawali semua pembicaraan, mengawali semua pertanyaan. Terimakasih kau memenangkan drama ini, aku kalah tapi aku tak peduli, kemenanganmu adalah kekalahan terhebatku. Iyaa ... kekalahan terhebat, karena drama ini hanya antara kau dan aku, ketika kau mampu mengalahkanku dan menjadi pemenang diatasku, akupun menjadi bagian kemenangan itu.
Akan berbeda ketika diantara kau dan aku sama kalah dan mengalah, tidak akan ada kemenangan atas kita, untuk itu terimakasih atas kemenanganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar