Tak
terbendung rindu yang tak bertuan. Tak terhitung puingan ragu yang menjelma
menjadi pilu. Bersama pecahan suara yang menggema dalam ruang tunggu yang
sesak. Aku seolah berkaca berbicara dengan bayangan. Tertatih ku menata hati
meleburkan gumpalan ego yang menyesakan nurani.
Aku
disini bertahan entah untuk siapa namun aku tau kau ada, entah sampai kapan
namun aku yakin waktu itu akan datang.
Aku tak mampu melihatmu, tak mampu
menyentuhmu. Aku mencoba beranjak namun aku tertahan. Jangankan untuk berlari,
melangkah saja terasa berat.
Entah
beban apa yang menahan hingga begitu kuatnya. Kurasakan aliran darahku mengalir
begitu derasnya ketika ku menutup mata disaat itu juga aku merasakan hadirnya
dirimu. Terhenti aliran darahku saat ku membuka mata dan tersadar bahwa kau tak
disini bersamaku.
Aku
seperti hidup dalam mimpi yang tak jarang terasa begitu janggal, berjalan
menerawang jauh kedalam mencari sebuah alasan. Bersama detakan jantung ini aku mengikuti irama kemana akan membawaku
. Berharap hati pun turut mengikuti irama detakan itu namun hati tetaplah hati
yang tak mudah dikendali.
Aku
bagai perahu yang terombang ambing dalam deburan ombak yang tak tentu arahnya. Menunggu
entah apa, menanti entah siapa. Disini
aku duduk menerka menikmati surya. Melukiskan siluet tanpa warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar