Ketika candu itu sudah menjadi bagian dari hari-hariku bagaimana bisa aku terbiasa tanpanya. Kenapa terasa pedih meski aku pun tak mengerti kenapa ini harus terjadi. Beri aku sedikit alasan kenapa harus begini. Aku mengerti maksudmu aku paham dan akupun melangkah untukmu, mengikuti maumu, untuk kebaikanku pun kebaikanmu.
Aku menyapa mentari dengan semangat yang berbeda, namun aku akan tetap sama. Sama dalam rasa sama dalam asa. Ku titipkan doa lewat angin yang berhembus lembut. Ku titipkan rindu lewat suara kicauan burung yang berlalu. Ini membahagiakan, rasa yang tulus dan tanpa alasan.
Aku menanti senja tanpa kata, berdiam tanpa suara, menyepi untuk mengerti. Aku bahagia untukmu, bahagia untuk kebahagiaanmu, berjuang untuk perjuanganmu. Jika ini menjadi pencapaian ku harap kau pun mampu mendapatkan apa yang kau harapkan. Meski kita menatap senja pada tempat yang tak sama, dalam waktu yang tak sama namun kita melihat senja di langit yang sama dengan pelukis yang sama.
Biar ini menjadi rayuanku terhadap tuhanku. Aku merayuNya untuk satu senja yang sempurna, sesempurna asaku. Aku tak akan memaksa aku hanya akan berusaha. Aku tak akan menerjang aku hanya akan berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar