Hai
Alam, apa kabarmu? Lama sekali aku tidak menyapamu. Entah bagaimana aku
mengatur jadwal hariku hingga aku belum mampu bercengkrama denganmu. Pulang ke
kampung halaman di setiap libur panjang yang sebenarnya tak panjang. Memilih
untuk mengistirahatkan raga di setiap akhir pekan. Membaca artikel, buku komedi
atau novel fiksi dan buku motivasi untuk sekedar mengembalikan mood dan brain recharging setelan
5 hari melakukan rutinitas pekerjaan. Gagal mengikuti acara alam yang terkadang
bertabrakan dengan tugas luar kota yang datang secara dadakan.
Ya … setidaknya cukup senang lah melihat foto- foto mereka yang mesra dengan alam. Turut merasakan bahagia ketika mampu bercengkrama denganya. Diakhir minggu yang juga terselip tanggal merah, setiap media social yang aku buka didominasi oleh postingan mereka yang camping, climbing, snorkeling dan diving.
Bahkan teman teman terdekat pun juga menghabiskan weekend dan tanggal merah untuk melakukan pendakian. Si Wulan memilih untuk muncak di Gunung Lawu bersama rekan kampusnya. Desi yang memutuskan untuk melakukan pendakian di Gunung Merbabu bersama rekan kantornya. Saya cukup mendoakan mereka selamat dan bahagia sampai puncak pendakiannya -_- . Agak ragu sih sama wulan kalo bisa sampai puncak, badanya sih oke, posturnya terlihat tangguh tapi gampang sekali kecapean, keujanan aja flu, haha. Untuk menyemangati aku bilang sama dia “kalau kamu bisa sampai puncak, aku traktir makan siang tapi harus ada buktinya” dan dia Deal dengan perjanjianya. Mereka berangkat dan memulai pendakian di hari Sabtu.
Hari Minggu Desi kembali dengan wajah berseri-seri, kepuasan yang tak terlukis setelah menaklukan merbabu untuk pertama kali, menceritakan setiap detail perjalanan dan pesona alam yang seakan membuatku berimajinasi. Hari senin dikantor dan aku tidak menemukan Wulan, ternyata sesuai dengan dugaanku dia “TEPAR” berjuang menaklukan Lawu, hahahahahaha. Kabar baiknya dia mampu sampai puncak meski harus bolos sehari untuk istirahat.
Ya … setidaknya cukup senang lah melihat foto- foto mereka yang mesra dengan alam. Turut merasakan bahagia ketika mampu bercengkrama denganya. Diakhir minggu yang juga terselip tanggal merah, setiap media social yang aku buka didominasi oleh postingan mereka yang camping, climbing, snorkeling dan diving.
Bahkan teman teman terdekat pun juga menghabiskan weekend dan tanggal merah untuk melakukan pendakian. Si Wulan memilih untuk muncak di Gunung Lawu bersama rekan kampusnya. Desi yang memutuskan untuk melakukan pendakian di Gunung Merbabu bersama rekan kantornya. Saya cukup mendoakan mereka selamat dan bahagia sampai puncak pendakiannya -_- . Agak ragu sih sama wulan kalo bisa sampai puncak, badanya sih oke, posturnya terlihat tangguh tapi gampang sekali kecapean, keujanan aja flu, haha. Untuk menyemangati aku bilang sama dia “kalau kamu bisa sampai puncak, aku traktir makan siang tapi harus ada buktinya” dan dia Deal dengan perjanjianya. Mereka berangkat dan memulai pendakian di hari Sabtu.
Hari Minggu Desi kembali dengan wajah berseri-seri, kepuasan yang tak terlukis setelah menaklukan merbabu untuk pertama kali, menceritakan setiap detail perjalanan dan pesona alam yang seakan membuatku berimajinasi. Hari senin dikantor dan aku tidak menemukan Wulan, ternyata sesuai dengan dugaanku dia “TEPAR” berjuang menaklukan Lawu, hahahahahaha. Kabar baiknya dia mampu sampai puncak meski harus bolos sehari untuk istirahat.
Anyway, So Thankful untuk oleh – olehnya yaaa :’)
![]() |
Haturnuhun juga Wulaaaan .... Salam kenal Puncak Lawu |
Haturnuhun
pisan nya …. It’s So Touching, Right
!!! :’) Meski kakiku belum sempat menginjakkan puncak Merbabu dan Lawu
setidaknya namaku kalian tulis dan kalian bawa sampai puncak sana. Salam kenal
puncak Lawu dan Merbabu, Wanna Go There
So Much More. Kalian Luar Biasa …….
Cieee....seneng cieeee.....
BalasHapusyeaaaay i am happy, meski belum bisa mendaki :| :)) :p
BalasHapus