Terkesiap
dari lamunan panjang yang membawa menuju buaian masa. Arah langkah yang belum
mampu dikategorikan dan mampu dipecahkan.
Membangun piramida piramida emas dalam tanah berpasir dengan bayang-bayang
hembusan angin kencang dan terpaan ombak pasang. Melumasi sendi sendi bangunan
dengan kepasrahan. Membentuk benteng melingkari bangunan dengan ketulusan.
Bersama terbit dan tenggelamnya sang mentari sebagai penanda mengikisnya masa.
Tersadar
akan perjalanan panjang yang syarat akan ketidak pastian. Terpesona oleh
keindahan sekitar yang pasti juga akan ditelan masa. Rasa jemawa yang menyeruak
membutakan mata, hati, jiwa. Kepasrahan dan ketulusan yang menjadi awal terbentuknya
piramida luluh lantak seketika. Rasa yang kian membumbung seolah mampu memiliki
dunia dan sesisinya. Menghamba pada keinginan yang tiada habisnya, lagi lagi
dan lagi tanpa rasa cukup menerima. Meluap dan menggebu dengan apa yang
dipunya. Memuja dunia seolah hidup selamanya tanpa menyadari ketidak kekalan
dunia.
Hancur lebur
seketika, tak bersisa. Terpaan ombak yang menyapu seisinya. Hempasan angin yang
merobohkan segalanya. Ketika kau bertanya bagaimana bisa? Ketika kau menghardik
kenapa harus saya? Pantaskah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar